IRAMA SHOLAWAT MAJELIS AT-TAUFIQ
(Bagian-5)
Oleh | Abd Mannan Hasan*
Gegap gempita lahirnya Majelis At-Taufiq yang secara spesial fokus pada pembinaan moralitas anak muda tampaknya mendapat reaksi dan antusias yang heboh. Ketika Majelis ini pertama lounching, tim sholawat masih sederhana. Alat-alat irama, seperti rebana dan sebagainya masih minim dan ala kadarnya. Personel dan groupnya berjumlah belasan personel.
Namun seiring dengan berjalannya waktu, pembenahan dan penyempurnaan di segala segi terus diupayakan dan sampai detik ini Majelis At-Taufiq terbilang profesional. Profesionalise itu banyak ditunjukkan dengan kesiapan Pengurus Pusat menyediakan segala akomodasi, administrasi, famflet, baliho, ID card, identitas panitia penyelenggara dan sebagainya. Bahkan ketika Majelis At-Taufiq hadir di Kota Sampang menyambut Ulang Tahun Baru 1437 H, Majelis At-Taufiq memberikan anugerah cendera pada Pemda Sampang yang diterima oleh Wabub Sampang.
Untuk menjaring aspirasi dan menjalin aspirasi, setiap bulan tepatnya sebelum acara maraton koordes digelar, dilaksanakan rapat konsolidasi bertempat di gedung At-Taufiq. Rapat ini dipimpin langsung oleh Ketua Umum. Setelah sambutan ketua Umum, dialogipun dimulai; terdapat banyak aspirasi yang disampaikan anggota rapat diantaranya: kebutuhan inventaris, atribut Majelis, sampai sorotan irama sholawat.
Kita semua paham bagaimana irama Majelis At-Taufiq yang unik, energik, khas dan dapat meraung-raung. Biasanya, permulaan dimulai dengan irama sholawat teks arab, dan di tengah-tengah acara, setelah para jamaah mulai lelah, segera ditabuh irama sholawat yang seru dan energik. Hal ini sebagai terapi agar jamaah yang jaraknya cukup jauh dan telah diserang rasa lelah dan kantuk dapat terobati. Dan beginilah keunikan majelis ini.
Terkait saran dan koreksi atas irama sholawat, Pengurus Pusat memberikan penjelasan terinci; (1) jamaahnya anak muda; (2) sebagai strategi dakwah sebagaimana Wali Songo tempo dulu; (3) untuk menumbuhkan vitalitas yang unik dan energik; (4) sebagai terapi atas heroisme anak muda yang masih labil dan hobi terhadap dramatisme; (5) menggugah lapisan masyarakat dan generasi muda untuk beralih pada kegiatan yang positif dibanding terlena terhadap hal-hal yang tak berguna; (6) sebagai sarana dakwah. Bukan tujuan. Karena sarana atau strategi bisa dikemas dengan cara-cara tersendiri; namun tujuan prioritas yakni dapat tergapai. Atas dasar dalih-dalih inilah, irama sholawat Majelis At-Taufiq dikemas secara dramatis dan heroik. Mungkin dengan umpan inilah anak-anak muda dapat terpikat untuk berlabuh didermaga Majelis At-Taufiq. Salam At-Taufiq!
{*}. (Penulis Sekjen Majelis At-Taufiq)
No comments:
Post a Comment