WANITA AT-TAUFIQ ZAMAN NOW: PENERUS SITI FATIMAH AZ-ZAHRAH
Setelah menimbang-nimbang dengan seksama dan menyerap aspirasi sebagian lapisan masyarkat akhirnya Pengurus Pusat MPB At-Taufiq membuka lampu hijau untuk jamaah wanita. Pertimbangan awal untuk tidak melibatkan jamaah wanita dalam even MPB At-Taufiq adalah untuk menghindari ikhtilath serta menghindari kesan dan asumsi-asumi. Tapi para pihak yang mendorong agar jamaah wanita juga diberikan porsi untuk hadir MPB At-Taufiq menjamin keamanan dan ketertiban acara. Memang, dalam rapat koordinasi antar koordes, jamaah wanita tidak anjurkan hadir. Namun diserahkan pada selera masing-masing personal. Tapi sejarah memang berpihak pada keadilan. Ternyata jumlah jamaah wanita terus berkembang pesat. Bahkan secara kalkulasi matematis, jumlah jamaah wanita sedanding dengan kaum Adam. Ini sungguh spektakuler.
***
Terselip kebanggan tersendiri atas kesadaran kaum Hawa tersebut untuk berpartisipsi hadir ke MPB At-Taufiq. Mereka dengan suka rela hadir untuk menyerap ilmu agama dan mencoba berbenah diri disana. Dan MPB At-Taufiq seketika itu langsung open door untuk memfasilitasi kehadiran jamaah wanita.Antar jamaah pria dan wanita dipisah dengan satir dan dipantau ketat oleh personel keamanan. Dan komandan keamanan Abdurrahman Mistari mondar mandir memantau situasi.
****
Keistimewaan jiwa wanita itu adalah patuh. Ketertiban jamaah wanita dibanding jamaah pria memang unggul. Selain mereka datang bergelombang bersama kompi pasukannya, jamaah wanita langsung hadir menempati posisi yang ditentukan. Pada acara-acara Akbar MPB At-Taufiq, rute jamaah wanita disiapkan khusus agar tidak semeraut.
Sisi lain yang membanggakan jamaah wanita adalah mereka cenderung lebih ringan tangan untuk berinfak. Maka, tim syafaat kerap menggunakan momentum ini untuk menarik pundi-pundi rizki dari mereka.
****
Dari segi antusiame, jamaah wanita cukup fenominal. Mereka tak gentar tantangan, pantang menyerah meski badai menghadang. Mereka tidak galau meskti lipstiknya dihapus hujan. Karena persoalan lipstik atau make-up adalah persoalan sepele dibanding dengan singgasana surgawi yang kelak ia akan petik. Toh, kemolekan fisinya tak luntur sama sekali.
Tumbuhnya kesadaran agama dibalik jamaah wanita sangat mengukir prĂªstasi prestisius. Di dunia yang serta digital, wanita banyak telah melepas kudratnya sebagai manusia. Penampilannya sebagai you can see. Maka, At-Taufiq adalah menjadi instrumen perubahan perilaku mereka.
***
Kesadaran kaum Hawa seperti dalam rangkaian jamaah At-Taufiq itu mengingatkan kita atas keluhuran akhlak wanita muslimah tempo dulu. Dalam sejarah, istri Baginda Rasulullah, Sayyidah Khatijah Al-Kubra menjadi sosok ikon legendaris sepenjang generasi karena bertindak bijaksana mendampingi beliau dalam medan perjuangan. Beliau selain membesarkan hati Rasulullah atas hantaman perlawanan kaumnya, juga mengorbankan harta-bendanya demi kesuksesan dakwah Rasulullah. Sejarah memotret perjalann Sayyidah Khatijah Al-Kubra dengan tinta emas. Bahkan dari sekian istri-istrinya, Sayyidah Khatijah Al-Kubra adalah sosok yang paling baginda sayangi. Antara Baginda dengan Sayyidah Khatijah Al-Kubra terpaut ikatan romantika asmara yang mereka songsong dalam suka-duka.
****
Dilain pihak, istri Sayyidina Ali bin Abi Thalib, Sayyidah Fatimah Az-Zahrah mengurus sendiri kebutuhan rumah tangganya, baik memental, memasak dll. Bahkan, Sayyidah Fatimah Az-Zahrah seringkali kelaparan karena persediaan bahan dapur yang habis. Namun, beliau tidak surut dan protes dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Beliau jalani semua persoalan, tantangan, krisis dan penderitaan itu dengan tawakkal kepada Allah.
****
Sayyidah Fatimah Az-Zahrah tidak mengandalkan ayahnya dalam segala persoalan. Beliau tidak jumawa dan merasa lebih baik dibanding yang lain. Rasulullah menegaskan perihal kedudukan setiap orang dalam kehidupan sosialnya dengan piawai dan bijaksana. Ia mengultimatum Sayyidah Fatimah Az-Zahrah andai saja ia melakukan pencurian ia tidak segan-segan untuk memotong tangannya. Tegas. Final. Konkret dan membawa akibat hukum.
****
Jamaah At-Taufiq khususnya kaum ibu-ibu dan wanita remaja benar-benar membuktikan loyalitasnya pada majelis. Mereka dengan sabar memboyong putra-putrinya yang masih kecil untuk ikut serta hadir ke majelis. Wanita zaman now, yakni jamaah wanita At-taufiq tidak mau kehilangan kompensasi pahala yang ia mampu memburunya. Mereka dengan suka rela menghadiri majelis tanpa keluh kesah bahkan dengan senyum tersungging dibibirnya. Garansi pahala dan hikmat yang ditebar tak disia-siakan. Berlomba-lomba dalam kebaikan sama pentingnya bagi wanita jamaah At-Taufiq zaman now.
****
Secara anatomi wanita memang lebih rendah dibanding pria. Fisik dan kekuatan energinya tak sehebat kaum Adam yang lebih tangguh. Dari postur tubuh dua insan tersebut, jelas menunjukkan perbedaan paradigma dan kemampuan fisiknya dalam gurita mengelola persoalan. Pada aspek-aspek tertentu, kaum Hawa di bawah angin, namun disisi lain mereka adalah powering generasi. Dari rahim merekalah, masa depan anak bangsa disiapakan.
***
Dengan setulus-tulusnya, kita berdoa semoga dikemudian hari muncul Fatimah-Fatimah naman now kebanggan Rasulullah.
Sampang, 13 Desember 2017 M
*) Penulis adalah Sekrataris Umum MPB At-Taufiq
No comments:
Post a Comment